INFO NASIONAL-- Salam (54 tahun), warga Desa Sungai Nipah di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat seakan tidak percaya bahwa kini ia dan kawan-kawannya sudah punya toko online. Bersama kelompoknya, Salam memproduksi teh rosela. Usaha ini bermula dari tanaman rosela yang mereka kembangkan di lahan milik Ponpes Ainul Yaqin Al-Mubarok.
“Fasilitator Desa Peduli Gambut memfasilitasi kami mengembangkan pertanian tanpa bakar di lahan pesantren. Lalu kami diajak untuk mengolah rosela menjadi produk teh,“ kata Salam.
Teh Rosela buatan kelompok Salam ini biasanya dijual dengan menitipkan di warung desa. Kadang ada pesanan orang atau sesekali diantar ke Pontianak. Pada Juli lalu, Salam dan kawan-kawan mengikuti pelatihan pemasaran produk secara online, yang diselenggarakan Badan Restorasi Gambut (BRG) dan market place, Bukalapak.com.
“Mudah-mudahan dengan adanya toko online dari Pak Salam dan teman-teman ini dapat meningkatkan omset penjualan dimana sebagian hasilnya untuk menopang pembiayaan Ponpes kami,“ ucap pengasuh Ponpes Ainul Yaqin Al-Mubarok, Ustad Nur Hasan.
Di tempat lain, suka cita dirasakan Elis Suryaningsih (35 tahun), Ketua Kelompok Ashoka dari Desa Penjalaan Kabupaten Kayong Utara, Kalbar. Ashoka adalah kelompok perempuan pengrajin anyaman. Sejak pertengahan 2019 mereka mulai memproduksi tikar pandan, tas, tempat tissue, tudung saji dan file boks.
“Selama ini produk kerajinan kami jual di sekitar desa dan ibukota Kabupaten. Namun sejak Covid 19, pesanan berkurang. Kami pun sementara berhenti produksi,“ ujar Elis. Lalu fasilitator desa dari BRG mengajak Elis dan kawan-kawan ikut pelatihan. “Baru tahu ternyata produk-produk kami juga bisa dipasarkan secara online. Senang sekali rasanya,“ tambah Elis.
Produk Kerajian Ashoka
Sungai Nipah dan Penjalaan adalah bagian dari Desa Peduli Gambut di Kalimantan Barat yang didampingi BRG. Beragam kegiatan dilakukan di desa ini. Salah satunya terkait pemberdayaan ekonomi dengan mengembangkan produk turunan dari kegiatan pertanian di lahan gambut.
Sejak dua tahun terakhir, BRG aktif memfasilitasi pembentukan dan penguatan kapasitas berbagai lembaga ekonomi yang ada di desa-desa yang didampinginya. Selain itu bantuan revitalisasi mata pencaharian juga diberikan kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan membuat masyarakat dapat produktif memanfaatkan lahan gambut dengan cara yang tidak merusak lingkungan.
“Namun, persoalan di akhirnya tetap saja akses pada pasar. Setiap kali berkunjung ke desa dan bertemu masyarakat, mereka menyampaikan hal itu kepada kami,” kata Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna Safitri.
Guna menjawab kebutuhan itu maka pada 22 Juli lalu, BRG menyelenggarakan pelatihan pemasaran produk secara online kepada 49 UMKM dan BUMDes.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Sub Kelompok Kerja Kemitraan, Resolusi Konflik Sosial dan Pengaduan BRG, Yuyus Afrianto, mengatakan kegiatan pelatihan itu diikuti peserta Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. Pelatihan membahas pengenalan marketplace, tutorial dan praktik membuat akun toko online dan foto produk.
“Banyak produk yang dihasilkan kelompok masyarakat binaan BRG. Saat pandemi Covid-19 ini pemasaran produk UMKM banyak terganggu. Untuk itu kami membantu mereka agar mampu memasarkan produk secara online,” kata Yuyus.
Selain pelatihan, BRG juga memberi bantuan alat pendukung produksi kepada UMKM yang ada. “Ini bagian dari sumbangsih kami turut mendukung penyelamatan ekonomi rakyat di masa pandemi Covid-19,” kata Myrna menutup bincang-bincang dengan Tim Tempo. (*)